MY TRAVELING kembali menulis lembar catatan perjalanan yang masih teramat jauh dan panjang.... "Ketika senja hampir usai, langkahku terhenti disebuah pondok dangau reyot milik petani dusun yang ada dipinggiran aliran sungai kecil yg airnya terlihat sangat jernih dan sejuk, disampingnya di penuhi pohon rindang, sesekali kulihat burung kecil berlompatan dari ranting ke ranting pohon. kulihat juga sedikit pekarangan yang ditumbuhi rerumputan halus dan bunga warna warni yang sedang mekar juga menghiasi pondok itu.
"sembari melepas penat selama berkelana ku cuba sandarkan punggung disalah satu tiang bambu pondok itu...dari kejauhan sayup terdengar kumandang azan yg sangat indah dan syahdu. Ku bergerak turun membasuh muka dan bersucikan diri..... magrib yg indah ku akhiri dgn salam.
Sinar lembayung senja mulai hilang diperaduan, rembulan malam perlahan mengembangkan sinarnya diantara bintang, turut serta menerangi sang malam....
mmm malam yang sangat indah, dia seakan manyapaku dan akhirnya rembulan bercerita tentang kesaksian mereka itu, sepasang pengagum kasih yang tengah bersuara bahwa ...............
❤•.¸
Mereka meyakinkan dirinya, bahwa rindu yang mengalir dalam darahnya adalah darah kekasihnya, kekasihnya memang berada disana dan tinggal disana,.. .Kesetiaannya yang senantiasa selalu peka tuk dengarkan jeritan hati yang tengah bercerita tentang gumilir lewat bisunya malam, semua dikarenakan semua itu cerita antara mereka. Bibir mereka bergumam sembari bersaksi.....
"aku tahu kasih,
bahwa bulan purnama sangat indah dan mempesona,
sehingga tembus menerangi ketelaga hatiku...
Lihatlah di cakrawala langit itu,
Rembulan yang indah tengah tersenyum manis
Ketika menykasikan kita yang tengah bercanda
bercanda diantara gemerlap bintang bintang malam,
Perlahan kusibakan helaian rambut diantara daun telingaku,
seketika ku mendengar sayup hangat bisikan lembutmu,
Entahlah....
mungkin kamu datang bersama diantara suara angin yang bertiup....
Seasaat kurasakan hadirmu
namun begitu sedikit kerinduan yang sirna.......................................
Sangat luarbiasa kekuatan jalinan hati, ....kupetik dari cerita sang rembuan itu, padahal hanya melalu hembusan angin yang sesaat mampu mendamaikan hati mereka yang merindu.....................|
| didi styard- MT | sep 2010|
"sembari melepas penat selama berkelana ku cuba sandarkan punggung disalah satu tiang bambu pondok itu...dari kejauhan sayup terdengar kumandang azan yg sangat indah dan syahdu. Ku bergerak turun membasuh muka dan bersucikan diri..... magrib yg indah ku akhiri dgn salam.
Sinar lembayung senja mulai hilang diperaduan, rembulan malam perlahan mengembangkan sinarnya diantara bintang, turut serta menerangi sang malam....
mmm malam yang sangat indah, dia seakan manyapaku dan akhirnya rembulan bercerita tentang kesaksian mereka itu, sepasang pengagum kasih yang tengah bersuara bahwa ...............
❤•.¸
Mereka meyakinkan dirinya, bahwa rindu yang mengalir dalam darahnya adalah darah kekasihnya, kekasihnya memang berada disana dan tinggal disana,.. .Kesetiaannya yang senantiasa selalu peka tuk dengarkan jeritan hati yang tengah bercerita tentang gumilir lewat bisunya malam, semua dikarenakan semua itu cerita antara mereka. Bibir mereka bergumam sembari bersaksi.....
"aku tahu kasih,
bahwa bulan purnama sangat indah dan mempesona,
sehingga tembus menerangi ketelaga hatiku...
Lihatlah di cakrawala langit itu,
Rembulan yang indah tengah tersenyum manis
Ketika menykasikan kita yang tengah bercanda
bercanda diantara gemerlap bintang bintang malam,
Perlahan kusibakan helaian rambut diantara daun telingaku,
seketika ku mendengar sayup hangat bisikan lembutmu,
Entahlah....
mungkin kamu datang bersama diantara suara angin yang bertiup....
Seasaat kurasakan hadirmu
namun begitu sedikit kerinduan yang sirna.......................................
Sangat luarbiasa kekuatan jalinan hati, ....kupetik dari cerita sang rembuan itu, padahal hanya melalu hembusan angin yang sesaat mampu mendamaikan hati mereka yang merindu.....................|
| didi styard- MT | sep 2010|
0 komentar:
Posting Komentar